1.struktur bahan yang akan dibuat kompos jangan terlau kasar. bahan – bahan yang akan dijadikan kompos misalnya jerami, batang jagung, atau sisa – sisa panen yang lain dan harus dipotong menjadi potongan yang lebih halus ukurannya dengan panjang rata-rata sekitar 30cm.
2. bahan ynag kurang mengandung N harus dicampur dengan bahan yang banyak mengandung N, seperti daun pupuk hijau, pupuk kandang, urine hewan ternak,dan bila perlu pupuk buatan.
3. bahan harus ditumpuk berlapis-lapis. tinggi tumpukan tidak lebih dari 1,50m.
4. untuk mempercepat proses pembusukan( penguraian) tiap lapisan diberi bahan yang menstimulir proses pembusukan ( kapur tohor, abu dapur, pupuk tsp ).
5. 0tumpukan harus dijaga agar cukup lembab.
6. tumpukan sebaiknya diberi atap untuk mencegah kekeringan karena kena panas matahari atau terlalu lembab karena kehujanan.
* Tehnik Pengolahan
langkah-langkah pengolahan kompos antara lain :
1. cara pemilahan sampah organik dari sampah anorganik dimaksudkan agarbahan -bahan yang diolah hanya bahan -bahan organik yang dapat diserap oleh tanaman, serta untuk menekan keberadaan logam berat di dalm kompos.
2. Cara pencacahan dimaksudkan untuk memperkecil bentuk sampah agar ukurannya lebih homogen hal ini dilakukan agar proses fermentasi berjalan lebih efektif.
3. Pencampuran bahan dimaksudkan untuk memperbaiki mutu kompos antara lain kandungan hara N, P, K, C organik serta C/N ratio. Bahan campuran yang mutunya relatif baik , murah, dan mudah didapat adalah kotoran atau veces ternak. pemberian kotoran ternak akan membantu mempercepat proses fermentasi.
4. fermentasi dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan hara kompos yang amat diperlukan bagi tanaman. untuk meningkatkan mutu kompos beberapa pihak telah menggunakan inokulan khusus seperti EM4. Berdasarkan hasil penelitian BPTP Bali merekomendasikan inokulan RB(Rumino Basillus) dalam fermentasi sampah organik. mengingat mikroba ini bersifat fakultatif sehingga fermentasi tidak harus dilakukan secara anaerob atau tertutup secara total. Melalui fermentasi dengan RB selama 4-6 minggu kandungan nutrisi (N, P, K, C organik) sampah ditingkatkan sehingga akan dapat memberikan efek peningkatan produksi pada tanaman yang mendapat perlakuan. sebelum digunakan RB perlu diaktivasi menggunakan meara larutan steril yang didalamnya dilarutkan gula ( 0.5 % * volume air). selanjutnya dimasukkan bibit RB (0.5%*volume air) kemudian dilarutkan dan didiamkan selama kurang lebih 30 menit pada media yang permukaannya tertutup.
Larutan tersebut kemudian disemprotkan/ disiramkan pada sampah (yang telah tercampur dengan feses) yang disusun diatas media fermentasi.
penyemprotan dilakukan secara bertahap. Lapisan pertama bahan disebarkan di media setebal 5-10cm, kemudian disiram dengan larutan RB secara merata. demikian seterusnya hingga seluruh sampah habis tertumpuk dan disemprot. diatas tumpukan teratas sampah kita tutup dengan plastik atau penutup lainnya. penutupan dilakukan untuk menjaga agar suhu sampah dapat meningkat, mengurangi penguapan, serta mempertahankan kelembaban.
Lama fermentasi bervariasi tergantung komposisi bahan. Bila bahan kompos terdiri dari sampah organik 100% diperlukan waqktu 5-6 minggu. Bila bahn terdiri dari campuran sampah dengan kotoran ternak dengan perbandingan 70%:30% diperlukan waktu 4-5 minggu. Bila campuran sampah dan feces 50%:50% memerlukan fermentasi yang lebih cepat sekitar 3-4 minggu.
5. Pembongkaran dan pengayaan
Kira-kira setelah 4-6 minggu sejak awal fermentasi kompos sudah terbentuk. penutupan sampah dibuka dan kompos dibongkar kemudian diangin-anginkan.
selanjutnyqa kompos tersebut diayak sehingga akan diperoleh kompos yang lembut. Sedangkan sampah yang belum lembut akan tertahan diatas ayakan. Bahan ini perlu di fermen tasi kembali, sekitar 2 minggu lagi dibongkar dan diayak lagi.
6. Pengemasan
Kompos hasil ayakan bisa dikemas dalam wadah plastik atau wadah lain dengan berbagai ukuran. Bisa dikemas dengan ukuran 2 kg, 5 kg, 10 kg, 15 kg hingga 25 kg atau lebih.
0 komentar: